The Alien

Bahaya Tersembunyi dalam Air Minum dan Pasta Gigi Anda

| Kamis, 20 Maret 2014

Bahaya Tersembunyi dalam Air Minum dan Pasta Gigi Anda: Hubungan Fluoride dan Air Ber-fluoride dengan Penyakit Tiroid

 
 
 
 
 
 

fluoride revised
(1)untuk info tambahan dari pihak lain, bisa baca juga ini: Harvard Study Confirms Fluoride Reduces Children's IQ dari Huffington Post.
(2)Update: Ada sebuah percobaan dua tanaman; satu disiram air tanah, dan satu disiram air Aqua berfluoride, pantau perkembangannya DI SINI]
Oleh: Miftah Ihza Ainul Yaqin
Zat tambahan yang sering ditambahkan pada air, sebuah bahan dalam pasta gigi Anda dan anak-anak Anda, dapat meningkatkan peluang hypothyroidism—dan penyakit-penyakit lainnya… tanpa meningkatkan kesehatan gigi.
Apa itu Fluoride?
Fluoride adalah elemen dari grup halogen, seperti iodin (iodide) dan klorida (chloride). Ia seringkali ditambahkan pada saluran air sebagai hydrofluosilicic acid, silicofluoride, atausodium fluoride. Fluoride juga ditemukan sebagai bahan tambahan dalam pasta gigi dan beberapa mouthwash, sebagai bahan pencegah kerusakan gigi.
Mengapa Fluoride Digunakan?
Fluoride digunakan untuk melawan kerusakan gigi pada anak-anak. Studi awal yang mendemonstrasikan efektifitasnya sebagai bahan pelawan gigi berlubang dilakukan di tahun 1940-an. Studi-studi tersebut yang dilaksanakan di Grand Rapids, MI tahun 1945, di Newburgh, NY tahun 1945, di Brantford, Ontario tahun 1945, dan di Evanston, IL tahun 1947, saat ini sedang dipertanyakan kembali. Menurut Dr. Philip Sutton, penulis “The Greatest Fraud: Fluoridation” (*A Factual Book, Lorne, Australia, 1996), studi-studi tersebut sebenarnya memiliki kualitas ilmiah yang meragukan.
Baru-baru ini, studi-studi lain yang berusaha mendokumentasikan efektifitas fluoride telah dilakukan. Dr. John Yiamouyiannis memeriksa data mentah dari studi besar yang telah dilakukan oleh National Institute for Dental Research (NIDR). Ia menyimpulkan bahwa fluoride tidak nampak memiliki kemampuan mencegah kerusakan gigi, karena tidak ada banyak perubahan nilai DMFT (rata-rata jumlah gigi busuk, hilang, ata berlubang) pada sekitar 40.000 anak-anak.  Tidak ada bedanya apakah mereka tinggal di komunitas yang airnya berfluoride, tidak berfluoride, atau sebagian berfluoride (Yiamouyiannis, J.A. “Water Fluoridation and Tooth Decay: Results from the 1986-87 National Survey of U.S. Schoolchildren”, Fluoride, 23, 55-67, 1990).
Sebuah studi yang lebih besar dilakukan di New Zealand. Di sana, rencana Pelayanan Kesehatan New Zealand (the New Zealand National Health Service plan) memeriksa gigi setiap anak pada grup-grup kunci, dan telah menemukan bahwa anak-anak di kota-kota yang airnya tidak berfluoride giginya sedikit lebih baik dibandingkan di kota-kota yang airnya diberi fluoride (Colquhoun, J. “Child Dental Health Differences in New Zealand”, Community Healthy Services, XI 85-90, 1987).
Meskipun gigi anak-anak telah meningkat dari 1930-an hingga 1990-an, peningkatan ini tidak berhubungan dengan penambahan fluoride pada air minum. Sebuah studi masih perlu dilakukan yang secara spesifik menyentuh apakah penambahan fluoride mempengaruhi kualitas gigi, sambil mengendalikan dan memperhitungkan faktor-faktor lain dan sumber-sumber lain fluoride.
Meskipun dengan meningkatnya pertanyaan mengenai efektifitas penggunaan fluoride untuk melawan kerusakan gigi—dan meningkatnya kekhawatiran akan keamaanannya—lebih dari 60 persen persediaan air Amerika Serikat diberi fluoride. Kebanyakan dari kota-kota tersebut terdapat di bagian timur AS.
Fluoride Side EffectsApa saja yang Dikhawatirkan Berhubungan dengan Penambahan Fluoride pada Persediaan Air?
Masalah yang paling terlihat ketika mengkonsumsi terlalu banyak fluoride adalah dental fluorosis. Kondisi ini dicirikan oleh gagalnya enamel gigi untuk membentuk dengan sesuai dalam gigi permanen. Efeknya beragam mulai dari pengapuran, noda-noda buram pada gigi, warna karat, dan kerapuhan  gigi.
Kondisi ini, walaupun mengkhawatirkan, bukanlah masalah kunci, setidaknya menurut beberapa peneliti. Dr. Phyllis Mullenix percaya, berdasarkan penelitiannya, bahwa fluoridemenurunkan I.Q. anak-anak (“Neurotoxicity of Sodium Fluoride in Rats”, Mulleninx, P.Neurotoxicology and Teratology, 17 (2), 1995).
Dr. William Marcus, percaya sebuah studi yang dilaksanakan oleh Battelle for the National Toxicology Program mengenai toxicology fluoride menunjukkan adanya hubungan antara peningkatan dosis dengan peningkatan kanker tulang pada tikus jantan. Hal yang sangat membuat Dr. Marcus khawatir adalah fakta bahwa kadar fluoride pada tikus-tikus tersebut lebih sedikit dibandingkan pada manusia yang mengkonsumsinya dalam kadar lebih sedikit namun dalam jangka waktu lebih lama. Kadar ini dihasilkan karena fluorideterakumulasi dalam tubuh dan tidak dikeluarkan.
Dr. Marcus adalah mantan kepala toksikologi kantor EPA [bagian] Air Minum, tapi dipecat tahun 1991 setelah memaksa diadakannya evaluasi potensi fluoride menyebabkan kanker. Marcus meminta banding atas pemecatannya, dan berhasil kembali setelah membuktikan pada pengadilan bahwa langkah pemecatannya bermuatan politis.
Sebuah artikel di Irish Times, Dublin, pada 16 Agustus 1999, melaporkan penelitian Dr. Hans Moolenburgh di Belanda menemukan 4 persen orang yang mengkonsumsi air ber-fluoride mengalami berbagai masalah kesehatan. Permasalahan ini beragam mulai dari penyakit pencernaan hingga sariawan hingga ruam kulit hingga sakit kepala hingga berbagai bentuk radang sendi hingga penyakit lebih serius seperti kanker dan keluhan neurologis [syaraf].
Studi di tahun 1950-an telah menunjukkan hubungan antara Sindrom Down dan fluoridasi. Lonel Rapaport juga menunjukkan bagaimana usia para wanita yang memiliki anak Sindrom Down menurun dengan meningkatnya fluoride pada air minum. Semakin banyakfluoride pada ar minum, semakin rendah harapan hidup wanita dengan anak Sindrom Down.
Bahkan mereka-mereka yang tidak mempercayai tingkat toksisitas fluoride harus mengkhawatirkan kadar fluoride dalam persediaan air minum. Tingkat maksimum yang ditetapkan tahun 1940-an adalah 1 ppm (sekitar 1 mg/l). Ini berdasarkan asumsi bahwa total konsumsi fluoride adalah 1 mg/hari, dengan asumsi seseorang akan minum 4 gelas per hari. Namun, pengkonsumsian fluoride saat ini tidak hanya datang dari air minum. Sebuah studi yang dilaksanakan oleh para peneliti di Universitas Iowa dan dilaporkan pada Jurnal Asosiasi Gigi Amerika edisi November menemukan bahwa lebih dari 71% soft drink mengandung 0,60 ppm fluoride. Pasta gigi, minum, makanan proses, buah dan sayuran segar, suplemen vitamin dan mineral semua berkontribusi pada asupan fluoride. Kini diestimasi total fluoride yang dikonsumsi setiap hari adalah 8 mg/hari, delapan kali lebih banyak daripada kadar maksimum [yang sebelumnya telah ditetapkan].
Kekhawatiran lain yang kurang diperhatikan adalah interaksi antara fluoride dengan zat-zat tambahan lain dalam air. Kebanyakan studi yang memperhatikan penambahan fluoridepada air telah menggunakan sodium fluoride, namun kebanyakan komunitas menggunakan persenyawaan fluoride yang lebih murah seperti silicofluoride, hydrofluosilicic acid, atau sodium silicofluoride. Sebuah studi tahun 1999 pada 280.000 anak-anak di Massachusetts menunjukkan kadar timah dalam darah lebih tinggi pada komunitas-komunitas yang menggunakan senyawa yang lebih murah dibandingkan di kota-kota yang menggunakan sodium fluoride atau ketika air tidak diberikan fluoridesama sekali (“Children’s Health and the Environment”, 17th International Neurotoxicology Conference, Little Rock, Arkansas, October 17-20, 1999).
Persenyawaan alumunium seringkali ditambahkan pada cadangan air sebagai penjernih. Alumunium sendiri tidak mudah diserap oleh tubuh, tetapi, dengan fluoride keduanya membentuk alumunium-fluoride, yang sangat mudah diserap. Studi jangka panjang yang diterbitkan tahun 1988 menemukan bahwa bahkan hanya dalam kadar rendah,alumunium-fluoride dalam air minum mengirimkan lebih banyak alumunium ke otak dibandingkan konsentrat alumunium fluoride. Studi yang sama menemukan kadar rendahalumunium fluoride dan sodium fluoride dalam air minum menyebabkan kerusakan ginjal dan luka-luka pada otak seperti yang ditemukan pada para penderita Alzheimer’s dan penyakit-penyakit sejenisnya. Dr. Robert Isaacson, Universitas Negeri New York, menemukan bahwa ketika alumunium fluoride ditambahkan pada makanan tikus, para tikus jadi memiliki permasalahan ingatan, kehilangan sensori penciuman, dan berbagai karakteristik Alzheimer’s lainnya (Issaacson, R. “Rat studies link brain cell damage with alumunium and fluoride in water” State Univ. Of New York, Binghampton, NY, Wall Street Journal article by Marilyn Chase; Oct. 28, 1992, p. B-6).
fluorideApa Kekhawatiran yang Berhubungan Langsung dengan Tiroid?
Apakah fluoride turut berperan dalam peningkatan jumlah hypothyroidism di Amerika Serikat? Beberapa ahli dan peneliti percaya bahwa inilah yang terjadi.
Fluoride telah digunakan selama berdekade-dekade sebagai obat anti-tiroid yang efektif untuk mengobati hypertiroidism dan seringkali digunakan dengan kadar di bawah 1 mg/hari. Ini dikarenakan kemampuan fluoride meniru thyrotropin (TSH). Sehingga masuk akal bahwa lebih dari 150 gejala  hypothyroidism, hampir semua adalah gejala keracunanfluoride.
Peneliti dan advokat Andreas Schuld juga telah menemukan bahwa kelebihan fluoridememiliki hubungan dengan isu-isu thyroid lainnya seperti kekurangan iodin. Fluoride dan iodin, keduanya sebagai anggota atom grup halogen, memiliki hubungan yang berlawanan. Ketika terdapat kelebihan fluoride dalam tubuh, ia dapat mengganggu fungsi kelenjar tiroid. Ada kemungkinan bahwa kekurangan iodin, yang merupakan penyebab umum kerusakan otak dan kelumpuhan mental di dunia, dapat dikurangi dengan mengurangi penggunaan fluoride.
Fluoride_YourNotGoingToPoisonMasa Depan Fluoride
Para advokat percaya bahwa kenyataan mengenai fluoride tidak mencapai masyarakat karena fluoride, yang muncul sebagai limbah berbagai tipe industri—seperti alumunium, baja, pupuk, kaca, semen, dan industri lainnya—perlu dibuang ke suatu tempat. Jika tidak digunakan sebagai tambahan pada air, para produsen harus membayar jutaan dolar untuk membuangnya dengan baik, jadi tekanan untuk menjaga agar fluoride tercantum sebagai tambahan yang sehat pada air—dan tidak sebagai racun lingkungan yang membutuhkan cara pembuangan yang mahal—itu bagus dan tekanan politis untuk menjaga fluoride dalam air minum sangat kuat.
Dan pemerintahan AS adalah salah satu pendukung kunci fluoridasi. Kendati berbagai pertanyaan mengenai keamanan dan efektifitas fluoride, target kesehatan federal tertulis pemerintah adalah untuk meningkatkan jumlah air keran yang di-fluoridasi dari 62 persen menjadi 75 persen pada tahun 2000.
Melihat dukungan setengah abad fluoridasi, tampaknya Asosiasi Gigi Amerika tidak akan mundur dari dukungannya terhadap fluoridasi.
Beberapa kota sedang mengambil langkah, dan membuat keputusan untuk menghentikan fluoridasi cadangan air mereka –atau tidak untuk menambahkannya semenjak awal. Misalnya, Dewan Kota Santa barbara, California, memutuskan pada akhir November 1999 mendukung resolusi yang “tidak menyetujui dan menolak rekomendasi pemerintah untuk melakukan fluoridasi pada sistem air publik.” Dengan langkah ini Santa Barbara bergabung dengan kota-kota California distrik air Santa Cruz, El Cajon, La Mesa, Escondido dan Helix, Riverview, dan Lakeside yang telah melewati resolusi perlindungan tahun 1999. Kota San Diego dan Sunnyvale memiliki peraturan perlindungan yang melarang fluoridasi yang berlaku semenjak sebelum peraturan pemerintah. Para pejabat kota Santa Barbara menyatakan bahwa menambahkan zat kimia pada cadangan air untuk mengobat semua orang bukanlah langkah yang tepat dan meminta staf kota melihat program-program lain untuk membantu anak-anak mendapatkan fluoride untuk kesehatan gigi.
Satu-satunya pengakuan yang akan Anda temukan adalah penambahan peringatan tahun 1997 pada kemasan pasta gigi, yang kini mengatakan: “Jangan Telan—hanya gunakan seukuran kacang polong untuk anak di bawah enam” dan “Anak-anak di bawah enam perlu pengawasan selama menggosok gigi untuk mencegah tertelan.” Pada area-area dimana air minumnya telah mengandung fluoride, menyikat gigi lebih dari sekali setiap hari dengan jumlah fluoride lebih banyak dari kacang polong dapat menyebabkan fluorosis, perubahan warna dan noda pada gigi yang diperkirakan mempengaruhi 20% anak-anak.
Apa yang Dapat Anda Lakukan?
Selain mempelajari lebih jauh efek-efek fluoride dan turut aktif dalam keputusan masyarakat perihal fluoridasi, Anda dapat membeli pasta gigi alami dan tanpa fluoride*, khususnya untuk anak-anak.
Anda juga dapat memperhatikan air yang Anda minum, dan gunakan filter air dan air minum dalam botol. Beberapa filter air dapat menyingkirkan fluoride dari air, tapi filter berbahan dasar carbon tidak, jadi pastikan memilih tipe filter yang tepat untuk fluoride.
Banyak air minum botol tidak mengandung fluoride.

Zaman sudah semakin modern. Pada zaman dahulu orang biasanya hanya membersihkan gigi dengan batu bata yang ditumbuk. Namun sekarang semuanya serba praktis. Berbagai merek pasta gigi dijual di toko – toko kecil sampai di supermarket. Kita sebagai konsumen tinggal memilih pasta gigi mana yang ingin kita gunakan.

Pasta gigi tidak hanya berfungsi untuk membersihkan gigi, tapi juga dapat memutihkan gigi, mencegah karies dan gigi berlubang, menyegarkan mulut. Hampa rasanya bila sehari tanpa menggosok gigi dengan pasta gigi. Namun tahukah Anda komposisi dari pasta gigi yang anda beli?

Alangkah baiknya jika kita membeli pasta gigi dengan membaca komposisi bahannya agar jangan sampai kita membeli pasta gigi yang mengandung bahan-bahan berbahaya bagi tubuh. Salah satu khasiat bahan yang ada dalam pasta gigi dpat berfungsi melindungi email gigi. Bahan yang sering digunakan dalam pasta gigi ini adalah Fluoride. Fluoride juga dapat berfungsi sebagai detergent. Namun apakah penggunaan Fluoride dalam pasta gigi ini aman ? Mari kita simak penjelasan berikut.

Fluoride yang ada dalam pasta gigi biasanya berupa sodium monofluoro fosfat ataupun sodium fluoride. Hampir sebagian pasta gigi yang dijual di Indonesia mengandung Fluoride. Selama 50 tahun ini Fluoride menjadi bahan efektif melindungi email gigi dari kerusakan akibat asam dan mencegah gigi berlubang. Namun ada beberapa penelitian yang menyatakan bahwa penggunaan Fluoride dalam jangka waktu lama ternyata memiliki sejumlah bahaya bagi tubuh manusia. Pada tahun 1990 Dr. John Colquhoun melakukan penelitian pada 60.000 anak sekolah dan menemukan bahwa sejumlah anak pada wilayah yang diberi fluoride menderita keropos gigi (Fluorosis). Selain itu Ilmuwan FDA (Administrasi Obat dan Makanan) juga menyatakan adanya hubungan antara tingkat kesuburan perempuan usia 10 – 49 tahun dengan meningkatnya pengguanaan fluoride. Penelitian lain juga membuktikan bahwa 1 ppm fluoride dalam air dapat memproduksi zat yang dapat merusak otak . Zat ini dapat mengakibatkan penyakit Alzheimers.


Sebenarnya fluoride yang terkandung dalam pasta gigi dapat berkhasiat selama kadarnya tidak berlebihan. WHO menetapkan komponen fluoride minimal sehingga dapat berkhasiat adalah 800 ppm. Sedangkan BPOM menetapkan standar kandungan fluoride dalam pasta gigi sebesar 800 sampai 1500 ppm, namun untuk pasta gigi anak rentangnya yaitu 250 sampai 500 ppm. Meskipun pasta gigi yang kita gunakan sudah memenuhi kriteria aman tapi perlu diketahui bahwa fluoride yang ada dalam pasta gigi bisa tertelan ke dalam lambung. Hal ini dapat terjadi ketika kita menggosok gigi ada sebagian pasta gigi yang berada di air ludah lalu tertelan masuk ke dalam lambung. Sebuah penelitian dari Prof. Dirk Vanden Berghe menyatakan bahwa sekitar 30-40 persen pasta gigi ditelan oleh anak – anak ketika menyikat gigi maupun melalui air ludah. Hal ini dapat mengakibatkan fluoride yang terkandung dalam pasta gigi tersebut terakumulasi dan mengakibatkan overdosis fluoride. Sangat mungkin terutama bagi anak-anak menelan sebagian pasta gigi yang digunakan saat menggosok gigi. Hal ini karena pasta gigi anak – anak diberi tambahan rasa dan aroma yang enak misalnya rasa buah-buahan.

BPOM juga memberikan batasan penggunaan fluoride di pasta gigi sebesar 0,15%. Oleh karena itu sebelum membeli pasta gigi sebaiknya kita melihat komposisi bahan-bahannya apakah kadarnya aman untuk digunakan. Namun sekarang faktanya hampir semua pasta gigi mengandung fluoride sehingga cukup sulit menemukan pasta gigi tanpa fluoride. Kalaupun menggunakan pasta gigi berfluoride sebaiknya memilih pasta gigi yang kandungan fluoridenya di bawa 50 persen sesuai aturan yang dibuat oleh BPOM.

Kesehatan tubuh kita sangatlah penting. Jangan sampai kita menggunakan suatu produk yang bertujuan untuk menyehatkan tubuh namun justru dapat membahayakan tubuh meskipun dalam jangka waktu uang panjang.

0 komentar:

Posting Komentar

Next Prev
▲Top▲